Pada goresan pena sebelumnya sudah saya uraikan terkait dengan pentingnya perencanaan dalam sebuah proses membangun. Sudah sedikit disinggung mengenai pentingnya perencanaan dan penggunaan sebuah perencanaan dalam proses pelaksanaan pekerjaan. Karena menjadi sebuah kesia-siaan apabila dibentuk sebuah perencanaan tapi dalam pelaksanaan pekerjaan tidak mengacu pada perencaanaan yang sudah dibuat.
Kali ini akan saya contohkan mengenai sebuah pekerjaan pembuatan sebuah talud yang berada dipinggir jalan, yang dalam pelaksanaan pekerjaan tidak mengacu pada perencanaan yang sudah dibuat.
Tinggi talud melebihi jalan sehingga air dari jalan tidak sanggup mengalir
Idealnya dalam membangun sebuah talud ketinggian talud tidak melebihi tubuh jalan, hal ini bertujuan semoga air dari jalan bis mengalir lancar, tidak menggenang di jalan sehingga sanggup merusak jalan. Kalau memang "terpaksa" diatas tubuh jalan, maka harus ada jaminan bila air dari jalan sanggup mengalir terbuang. Salah satu upaya untuk mengatasi kondisi ini yakni dengan menciptakan tali air atau daerah fatwa air dengan kemiringan sesuai fatwa air.
Pembuatan tali air tidak serong searah fatwa air
Seperti sudah dsinggung diatas, untuk memperlancar fatwa air semoga tidak menggenang pada jalan, maka perlu dibentuk tali air semoga air dari jalan sanggup mengalir lancar. Namun terkadang banyak yang tidak memperhatikan fatwa air, dan asal membuat. Bila menciptakan tali air tidak serong sesuai fatwa air, maka air dari jalan tidak sanggup lancar mengalir.
Tidak memasang suling-suling pada tubuh talud
Pemasangan suling-suling itu sangat penting, semoga air dari tanah samping jalan masuk sanggup mengalir dan talud tidak rusak. Suling-suling sanggup dari pipa paralon, atau yang sederhana sanggup memakai bambu.
Pemasangan talud lurus, berkelok-kelok tidak rapi
Talud rapi, harusnya ditarik benang semoga pasangan lurus tidak berkelok-kelok, perlu dipasang bowplang dan diukur tinggi talud semoga sama dan rapi. Apabila pasangan talud berada dilokasi yang lurus, maka akan sangat mengganggu pemandangan dikala pasangan talud tidak lurus.
Pembuatan plesteran terlalu tebal
Plesteran idealnya 1,5-2,5 cm, bila terlalu tebal sanggup beresiko pecah, selain itu akan menciptakan boros material sehingga besar lengan berkuasa pada pembengkakan anggaran. Untuk talud biasanya plesteran hanya dibagian atas dan sedikit disamping, tapi semua kembali pada perencanaan, alasannya yakni kondisi berbeda maka perencanaan terkadang juga tidak sama.
Baca juga: Contoh Cara Menghitung Volume Talud
Sekali lagi saya tegaskan bahwa apa yang disampaikan diatas yakni teladan talud yang berada dipinggir jalan, jadi ada beberapa hal yang kurang pas diberlakukan apabila talud dibangun tidak dipinggir jalan. Namun, poin-poin tersebut sangat penting untuk diperhatikan. Jangan hingga pembangunan talud tidak bermanfaat secara maksimal alasannya yakni pelaksanaan yang tidak mengacu pada perencanaan. Mohon koreksi apabila yang saya sampaikan tersebut ada yang keliru. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Kesalahan Dalam Menciptakan Talud Memasang Talud Tidak Rapi"
Post a Comment