Bicara ihwal harga satuan pekerjaan, tak lepas dari yang namanya analisa RAB dan harga satuan gahan material dan upah tenaga kerja. Ya, alasannya ialah hal-hal tersebutlah yang menjadi pola dalam memilih perhitungan harga satuan pekerjaan. Pernah suatu ketika aku berdebat dengan seorang pelaksana pekerjaan talud yang merasa ngeyel alasannya ialah pekerjaannya tidak selesai. Alasannya banyak, alasannya ialah dana kurang, alasannya ialah volume tidak sesuai, dan banyak sekali alasan lainnya. Padahal perencanaan awal sudah diukur volume kebutuhan lapangan, dihitung dengan memakai analisa SNI dan juga memakai harga riil dilapangan.
Orang itu membandingkan dengan pekerjaan talud lain yang katanya dananya lebih besar sehingga merasa masuk akal jika tidak selesai. Padahal, secara perencanaan dan harga yang dipakai sama, otomatis harga satuan pekerjaan sama. Tapi tetap saja orang itu tidak percaya. Berulangkali aku sampaikan alasan secara teknis namun tetap saja beliau tidak percaya, entah alasannya ialah tidak tahu atau memang alasannya ialah ada sesuatu yang memang tidak benar pada ketika pelaksanaan.
Sebenarnya, secara logika sudah dapat diketahui jika pekerjaan itu dapat dilihat dari banyak faktor: materi material, perbandingan campuran, jumlah pekerja (HOK). Dengan perkiraan jumlah material sama, perbandingan adonan sama, dan jumlah HOK sama, otomatis harga satuan pekerjaannya sama. Tapi, jika jumlah material sama, perbandingan adonan sama, tapi jumlah HOK atau jumlah hari orang kerja berbeda, otomatis harga satuan pekerjaannya juga berbeda.
Sebagai contoh kasus yang aku ceritakan diatas, ada dua pekerjaan talud dengan volume sama, panjang 100 meter, adonan adukan sama, jumlah tenaga kerja sama, yang satu diselesaikan selama 10 hari, yang satunya simpulan selama 15 hari. Dengan melihat lamanya waktu pelaksanaan, otomatis harga satuan pekerjaan berbeda, yang membedakan ialah pada jumlah upah pekerja, alasannya ialah jumlah harinya selisih yang berakibat pada pembengkakan upah tenaga. Untuk jumlah materi sama, alasannya ialah volume dan adonan yang dipakai sama. Sudah terperinci diketahui bila penyebab perbedaan harga satuan pada contoh diatas ialah pada selisih upah pekerja.
Rumus sederhana untuk memilih Harga Satuan Pekerjaan = Jumlah Biaya / Volume yang diperoleh
Contoh: Pekerjaan plesteran dinding menghabiskan biaya Rp 1.000.000, volume yang diperoleh 100 m2. Maka harga satuan/ m2 adalah: Rp 1.000.000/ 100 m2 = Rp 10.000. Jadi, harga satuan/ m2 = Rp 10.000 atau dengan kata lain untuk menuntaskan 1 m2 plesteran dinding butuh biaya Rp 10.000.
Anda dapat memakai rumus sederhana diatas untuk memilih harga satuan pekerjaan. Dengan kasus yang berbeda, akan diketahui letak selisih harga satuan pekerjaan, dapat alasannya ialah faktor upah pekerja, harga satuan bahan, atau perbandingan campuran. Semoga bermanfaat.
Sebenarnya, secara logika sudah dapat diketahui jika pekerjaan itu dapat dilihat dari banyak faktor: materi material, perbandingan campuran, jumlah pekerja (HOK). Dengan perkiraan jumlah material sama, perbandingan adonan sama, dan jumlah HOK sama, otomatis harga satuan pekerjaannya sama. Tapi, jika jumlah material sama, perbandingan adonan sama, tapi jumlah HOK atau jumlah hari orang kerja berbeda, otomatis harga satuan pekerjaannya juga berbeda.
Sebagai contoh kasus yang aku ceritakan diatas, ada dua pekerjaan talud dengan volume sama, panjang 100 meter, adonan adukan sama, jumlah tenaga kerja sama, yang satu diselesaikan selama 10 hari, yang satunya simpulan selama 15 hari. Dengan melihat lamanya waktu pelaksanaan, otomatis harga satuan pekerjaan berbeda, yang membedakan ialah pada jumlah upah pekerja, alasannya ialah jumlah harinya selisih yang berakibat pada pembengkakan upah tenaga. Untuk jumlah materi sama, alasannya ialah volume dan adonan yang dipakai sama. Sudah terperinci diketahui bila penyebab perbedaan harga satuan pada contoh diatas ialah pada selisih upah pekerja.
Rumus sederhana untuk memilih Harga Satuan Pekerjaan = Jumlah Biaya / Volume yang diperoleh
Contoh: Pekerjaan plesteran dinding menghabiskan biaya Rp 1.000.000, volume yang diperoleh 100 m2. Maka harga satuan/ m2 adalah: Rp 1.000.000/ 100 m2 = Rp 10.000. Jadi, harga satuan/ m2 = Rp 10.000 atau dengan kata lain untuk menuntaskan 1 m2 plesteran dinding butuh biaya Rp 10.000.
Anda dapat memakai rumus sederhana diatas untuk memilih harga satuan pekerjaan. Dengan kasus yang berbeda, akan diketahui letak selisih harga satuan pekerjaan, dapat alasannya ialah faktor upah pekerja, harga satuan bahan, atau perbandingan campuran. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Cara Gampang Memilih Harga Satuan Pekerjaan"
Post a Comment